Kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi sering menjadi penghalang tumbuh dan
berkembangnya minat baca anak. Media digital dan elektronik telah berhasil
menarik perhatian kebanyakan anak Indonesia yang secara langsung dan tidak
langsung memicu aktivitas keseharian mereka lebih terkonsentrasi pada
pemanfaatan media tersebut. Bahkan media telah mengambialih peran orang tua
dalam mengembangkan kepribadian anak. Hal ini sejalan dengan pandangan Yaumi
(2008) yang mengatakan bahwa anak yang hidup di perkotaan memiliki kebiasaan
nonton televisi dan bermain video game, playstation, dan Internet yang rasionya
19 kali berbanding 1 kali berbicara dengan orang tua. Selain itu, transformasi
budaya lisan (percakapan) ke budaya tulisan di kalangan masyarakat secara umum
masih dalam tahap transisi, karena kecenderungan menerima informasi melalui
percakapan atau disebut bahasa lisan kenyataannya lebih mendominasi dari minat
dan kebiasaan membaca di kalangan siswa dan masyarakat. Sehingga kebiasaan
membaca dan menulis masih belum berkembang dengan baik (Konsultan Perpustakaan,
2010).
Selanjutnya,
sebagian besar orang Indonesia belum sampai pada tahap menjadikan kegiatan
membaca sebagai kebutuhan yang mendasar (Kartika, 2010). Padahal membaca sangat
perlu. Dengan membaca seseorang dapat memperluas wawasan dan pandangannya,
dapat menambah dan membentuk sikap hidup yang baik, sebagai hiburan serta
menambah ilmu pengetahuan, dengan membaca ibarat dapat membuka “jendela dunia”.
Dengan membaca dapat dihindari sikap picik dan fanatisme yang negatif. Dengan
demikian kualitas pendidikan di Indonesia masih menghadapi masalah dan bahkan
ada indikasi keburaman.
Keburaman
yang dimaksud dapat dilihat dari hasil survei World Competitiveness Year Book
dari 55 negara yang disurvei kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan
yang ke 53. Dampak dari kualitas pendidikan yang rendah ini mempengaruhi Human
Development Index (HDI), dari 177 negara HDI Indonesia berada pada urutan
ke-107. Kualitas pendidikan di Indonesia yang rendah, ternyata dipengaruhi oleh
minat baca siswa yang rendah. Menurut International Association for
Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) minat baca anak-anak
Indonesia selevel dengan Selandia Baru dan Afrika Selatan.
Artikel
Lengkap Unduh di Database Artikel Dr. Muhammad Yaumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar