Buku yang berjudul PILAR-PILAR PENDIDIKAN KARAKTER ini merupakan hasil adaptasi, inovasi, dan percikan pemikiran yang bersumber dari hasil perenungan penulis
tentang sulitnya mencari referensi klasik yang berkenaan dengan konsep
pendidikan karakter yang sekarang ini banyak dipopularkan oleh pemerhati
pendidikan di Indonesia. Pendidikan karakter yang
dipandang sebagai solusi cerdik dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa bukan
saja hadir sekedar menjadi wacana dan perbincangan di media massa dan
forum-forum diskusi ilmiah, melainkan juga menjadi program seratus hari
kementerian pendidikan nasional Republik Indonesia yang hingga kini menjadi
program yang telah terintegrasi dalam kebijakan penyelenggaraan pendidikan
dasar, menengah, dan bahkan pada level pendidikan tinggi. Di UIN sendiri pembangunan karakter (character building) merupakan
pilar-pilar strategis pembangunan UIN paling tidak selama empat tahun ke depan,
karena merupakan program unggulan melalui character
building training, program intesifikasi bahasa asing, dan baca tulis al-Quran.
Ketiga program ini merupakan bentuk partisipasi UIN dalam pembangunan karakter
dan budaya bangsa yang akhir-akhir ini nampaknya semakin terkoyak.
Buku
ini juga seharusnya sudah terbit sebelumnya bersama dengan gerakan seribu
(1000) buku tahap pertama. Namun karena harus memilih salah satu dari dua judul
buku yang penulis serahkan, akhirnya buku yang berjudul “Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligence” lah yang lebih dulu diterbitkan sembari mengedit dan
menambah berbagai referensi yang diperlukan dalam penulisan buku ini.
Sejak
dilaksanakan Sarasehan nasional tentang pengembangan pendidikan budaya dan
karakter bangsa yang diselenggarakan pada tanggal 14 Januari 2010 yang
diharapkan menjadi modal kolektif bagi pengambil kebijakan untuk merumuskan sejumlah
konsep dasar, model pendidikan budaya dan karakter bangsa masih menyisahkan
sejumlah pertanyaan klasik terutama apa sebenarnya yang dimaksud dengan pendidikan budaya dan karakter
itu? Mengapa pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa, dan bagaimana
mengimplementasikan dalam konteks pendidikan nasional? Dengan meramu pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas, secara bertahap
penulis melakukan kajian komprehensif sehingga dapat dituangkan dalam
keseluruhan isi buku ini.
Oleh karena itu, buku
ini diawali dengan hakekat pendidikan
karakter yang dimulai dengan pembahasan mengenai kondisi aktual masyarakat
Indonesia saat ini, definisi dan prinsip-prinsip pendidikan karakter. Bagian
kedua penulis menguraikan pentingnya memahami landasan pendidikan karakter
untuk menjadi rujukan yang jelas dalam pembahasan berikutnya. Di sini, penulis
melihat pendidikan karakter dari empat landasan, yakni landasan psikologi
dengan maksud untuk menjabarkan teori-teori psikologi pendidikan dalam
membangun nilai-nilai budaya dan karakter. Penulis juga memasukkan landasan
moral, etika, dan juga agama untuk menggali nilai-nilai karakter yang perlu
dikembangkan dalam dunia pendidikan.
Setelah
mengupas landasan pendidikan karakter, perlu menguraikan pilar-pilar pendidikan
karakter yang mencakup nilai-nilai karakter yang dapat dipedomani dari
Rasulullah Muhammad saw, pilar-pilar pendidikan karakter menurut count, yang menjadi rujukan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter di Amerika Serikat, dan empat pilar pendidikan
karakter di Indonesia saat ini. Sayangnya, keempat pilar pendidikan karakter
ini belum dijabarkan lebih jauh sehingga dalam buku ini secara bertahap dibahas
mulai dari olah pikir, olah hati, olah rasa, sampai pada olah raga. Pada bagian
keempat, penulis lebih dalam lagi membahas tentang olah pikir yang terdiri atas
keingintahuan, kecerdasan, dan sistem berpikir. Ketiga sub bagian itu
dimaksudnya untuk memberi gambaan bagaimana karakter- karakter cerdas, kritis,
kreatif, inovatif, berpikir terbuka, berpikir produktif, berorientasi ipteks,
dan berpikir reflektif dapat menjadi bagian dalam mengasa pikir peserta didik.
Pada
bagian kelima, penulis membahas tentang olah hati yang mencakup nilai-nilai
karakter seperti kejujuran, amanah, keadilan, akuntabilitas, keberanian,
keandalan, tahan uji. Nilai-nilai karakter yang perlu dikembangkan melalui
pembahasan pada olah hati ini adalah beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil,
tanggungjawab, berimpati, berani, mengambil resiko, pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa patriotik. Setelah itu, penulis membahas olah rasa pada
bagian keenam yang mencakup kesopanan (sopan-santun), toleransi (lapang
dada), nasionalis, dan
tolong-menolong. Kemudian, dilanjutkan
dengan olah raga yang mencakup kedisiplinan, sportifitas, kemandirian,
keuletan, dan ketangguhan. Terakhir, penulis menguraikan urgensi keteladanan
guru dalam pembentukan karakter peserta didik yang mencakup mengapa perlunya
keteladanan, konsep keteladanan,
pentingnya keteladanan pendidik yang terdiri atas integritas, profesionalitas,
keikhlasan.
1 komentar:
Good point
Posting Komentar