Catatan Perkuliahan Prof. Dr. Conny R. Semiawan
Oleh
Muhammad
Yaumi
Pemahaman mendalam
tentang teori belajar bukan hanya berguna bagi guru, dosen, atau para praktisi
pendidikan, melainkan juga bagi para desainer atau perancang pembelajaran.
Salah satu teori belajar yang banyak menyita perhatian dan telah mempengaruhi
kebijakan pendidikan di dunia saat ini adalah konstruktivisme. Konstruktivisme
mempunyai akar yang sudah sangat kuat dalam filsafat, psikologi, sosiologi, dan
pendidikan. Dalam pendidikan misalnya, konstruktivisme telah dikaji dan
diterapkan pada hampir seluruh disiplin ilmu terapan khususnya dalam
pembelajaran matematika, bahasa, ekonomi, sains, ilmu pengetahuan sosial, dan
lain-lain. Oleh karena itu, pengertian orang tentang konstruktivisme sangat
beragam sesuai dengan keragaman disiplin ilmu itu sendiri. Tulisan ini tidak
bermaksud untuk menurunkan semua keragaman definisi yang ada, bukan pula
memasuki wilayah perdebatan pemahaman terhadap konstruktivisme, tetapi hanya
mengambil beberapa definisi yang sifatnya umum yang dapat menjadi kerangka
dasar dalam mengkaji dan memahami hakekat konstruktivisme yang akan dibahas
pada bab-bab selanjutnya.
Apa yang dimaksud dengan
konstruktivisme? Hein (1991) mengatakan bahwa istilah konstruktivisme,
constructivism, merujuk pada serangkaian kegiatan murid dalam membangun,
construct, pengetahuan mereka. Setiap murid membangun makna dari apa yang
mereka pelajari. Konstruktivisme adalah suatu posisi filosofis yang memandang
pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman yang peroleh dari kombinasi
pengalaman pribadi seseorang dengan pengalaman yang dikonstruksi dari orang
lain (Martin, 2008). Selanjutnya, Wikipedia (2008:1) menurunkan definisi
“constructivism may be considered an epistemology (a philosophical framework or
theory of learning) which argues humans construct meaning from current
knowledge structures” (konstruktivisme dapat dipandang sebagai suatu epistimologi
[kerangka filosofis atau teori belajar] yang mengkaji manusia dalam membangun
makna dari struktur pengetahuan terkini).
Definisi lain yang lebih
umum tentang konstruktivisme juga dikemukan oleh Thirteen (2004:1)
“Constructivism is basically a theory -- based on observation and scientific
study -- about how people learn” (Konstruktivisme pada dasarnya adalah suatu
teori yang berpijak pada hasil observasi dan studi ilmiah tentang bagaimana
orang belajar). Dikatakan bahwa orang membangun pengetahuan dan pemahaman
mereka tentang dunia dengan mengalami sesuatu dan merefleksikan sesuatu itu
dengan pengalaman yang diperoleh sendiri dalam kehidupan sebelumnya. Artinya,
ketika kita menghadapi sesuatu yang baru, hendaknya sesuatu yang baru itu
dipadukan dengan ide dan pengalaman ril yang diperoleh di masa sebelumnya.
Dalam hal ini, perpaduan dari kedua kenyataan ini boleh jadi akan mengubah
suatu kepercayaan kita terhadap sesuatu yang baru itu atau mungkin membuangnya
jauh-jauh karena tidak relevan dengan pola pikir, keyakinan, ideologi, tradisi,
dan budaya setempat. Dalam beberapa kasus, kita adalah orang yang selalu aktif
dalam menghasilkan ide-ide kreatif dan produktif sebagai refleksi terhadap
fenomena yang terjadi di sekitar kita. Untuk dapat melakukan hal ini, perlu
ditempuh beberapa langkah yang mencakup mengajukan beberapa pertanyaan kritis,
melakukan eksplorasi, dan mengakses apa yang ingin diketahui. Pola kerja
semacam inilah yang oleh kaum konstruktivis perlu diaplikasikan dalam
pembelajaran sehingga guru dan murid dapat terbiasa membangun pengetahuan dan
membuat makna dari hasil kajian kritis terhadap fenomena yang terjadi di
lingkungan kita.