Catatan Perkuliahan Prof. Dr. Conny R. Semiawan
Oleh
Struktur
Individual dan Struktur Super Individual
Berbicara mengenai
struktur otak manusia, sebenarnya tidak ada istilah yang disebut otak kiri dan
otak kanan. Istilah yang tepat untuk digunakan adalah belahan otak kiri dan
kanan. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, ciri, dan respon yang
berbeda-beda. Belahan otak kiri berfungsi untuk berpikir logis, teratur,
linear, dan rasional. Dalam kaitannya dengan berpikir dengan rasio terdapat
suatu ungkapan “saya berpikir karena itu saya ada” yang maksudnya Manusia lahir
sudah dengan pikiran dan rasionya. Ungkapan tersebut bukan bermakna “saya ada
karena itu saya berpikir”. Jadi, kalau ada yang menulis disertasi, aspek
rasionalnya lebih difokuskan pada pertanyaan yang sifatnya kemengapaan sesuatu.
Berbeda dengan fungsi
otak kiri,ciri otak kanan lebih bersifat holistic, sehingga untuk menjawab
pertanyaan kemengapaan kita harus berpikir holistik yang dikembangkan secara
imajinatif terhadap apa yang akan terjadi apabila melakukan sesuatu aktivitas.
Otak kanan juga berfungsi untuk meresponi hal-hal yang sifatnya manusiawi
(human) dan intuitif. Intiusi adalah titik puncak kemampuan manusia yang
menyebabkan adanya kreativitas dan imajinasi . Jadi intuisi berarti kesadaran
yang tidak disadari. Fungsi, ciri, dan respon kedua belahan otak yang
berbeda-beda ini diumpamakan seperti nuclear. Karena otak manusia seperti pada
nuclear belahan otak itu nuclear fission, membelah nuklir atau nuclear fusion,
melebur nuklir pada suatu konfigurasi energi tertentu. Konfigurasi lapangan
energi dalam otak manusia berubah dalam waktu yang singkat sekali 1/10.000 mile
sekonden. Jadi kalau kita tidak menggunakan otak kiri dan kanan secara
maksimal, maka neuron-neuron sel otak kita akan mubazir.
Pada otak kanan misalnya,
ketika kita merespon seolah-olah kita melihat pola tertentu, suatu
loncatan-loncantan tertentu dan secara visual kita melihat sesuatu secara
holitik. Tetapi, kadang-kadang eksistensi sesuatu tidak kelihatan atau
tersebunyi, hidden laksana suatu suatu generator. Misalnya; seorang anak tidak
nampak adanya suatu kemampuan yang sangat luar biasa. Sedangkan belahan otak
kiri memproses secara logik, sequential (berurutan), verbal, incremental
(tambahan). Kalau menjadi editor, orang yang memiliki kekuatan pada belahan otak
kirinya sangat memperhatikan letak titik, komanya suatu tulisan. Artinya orang
itu mampu memproses sesuatu dengan sangat teliti. Dalam pelajaran matematika
misalnya, otak kiri mengarahkan anak untuk mengitung 2 x 2 = 4 atau 3 x 3 = 9,
dan seterusnya. Tetapi jika terjadi manipulasi di dalam perhitungan seperti 2 x
2 = 4 atau 10 - 6 = 4, maka fungsi otak kanandapat diaktifkan. Dengan demikian,
jika seseorang memiliki inteligensi sangat tinggi, tetapi tidak mengasah
belahan otak kiri belum tentu bisa berhasil dalam pergaulan di masyarakat.
Tetapi orang yang memiliki inteligensi biasa-biasa saja dan kedua belahan otak
kiri dan kanannya digunakan, maka akan lebih berhasil di masyaraktat walaupun
mungkin di sekolah hanya hanya mendapat prestasi yang biasa-biasa saja.
Konstitusi inteligensi
memungkinkan pengaruh-pengaruh lingkungan masuk kepada kita. Hal inilah yang
dimaksudkan oleh Piaget dengan unconscious awareness atau kesadaran yang tidak
disadari, yakni saluran pengalaman yang tak disadari yang bermula dari suatu
refleks yang kemudian berubah menjadi reaksi yang terkontrol apabila cerebral
cortex (otak depan), berkembang menjadi organisasi mental yang luas. Karena
manusia itu mendapat rangsangan dari luar, hidupnya dirangsang oleh stimulus
dari luar yang dapat melalui tulang sum-sum dari reaksi yang tidak disadari
atau mungkin langsung masuk ke bagian mulut melalui gerakan refleks. Tapi jika
stimulus itu sampai ke otak, maka terjadilah refleks yang terkontrol. Begitulah
prilaku yang terjadi pada diri manusia.
Nilai
Kebudayaan dan Makna Ilmu Pengetahuan Bathiniah
Eksperimen-eksperimen
mencoba mempelajari prilaku manusia dalam way of life. Eksperimen-eksperimen
tersebut menjelaskan sebab-musabab atau penjelasan kausalitasnya. Sedangkan
Spranger dan W. Dithey mengkajinya melalui Verstehen, memahami maknanya melalui
hubungan bathin atau mengkajinya dengan memahami bathin orang lain. Jadi,
penjelasan kausalitas adalah penjelasan melalui pengukuran prilaku sadar.
Sedangkan dari Verstehen berusaha menangkap makna sesuatu yang menjelaskan
faktor dari totalitas nilai tertentu. Jadi impati kita ikut berbicara dalam
persoalan tertentu. Makna selalu dijelaskan dalam nilai keseluruhan proses
tertentu. Jika kita mengucapakan kata-kata, itu bisa bermakna kalau sudah berwujud
kalimat tertentu. Misalntya Jam bisa bermakna kalau dilihat nilai kesuluruhan
jam itu sendiri sebagai perwujudan waktu. Jadi, prilaku manusia itu bisa
bermakna apabila bertujuan untuk perwujudan nilai.
Dalam way of life, ada
suatu susunan hierarchy dari keseluruhan bagian-bagian sistem nilai yang
bermakna. Jika kita berbicara tentang psikologi nilai, ada suatu struktur dari
keseluruhan nilai yang teratur. Berbeda dengan kausalitas yang hanya
membicarakan sesuatu sebab hubungan tertentu. Individu adalah bagian dari
keseluruhan masyarakat yang merupakan anggota struktur super individual, lebih
dari individual. Menurut Spranger, kehidupan bathin kita merupakan kehidupan
bathin yang sifatnya subjektif, sedangkan suatu struktur super individual
mengandung nilai-nilai yang sudah disepakati bersama sebagai kehidupan bathin
yang objektif. Yang disebut baik, jahat, indah adalah nilai yang secara
objektif berlaku bagi setiap individu. Struktur super individual sudah memiliki
suatu hierarchy nilai dari setiap individu yang langsung mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Pertanyaannya mana yang primer? Jawabanya tergantung dari bentuk
masyarakatnya. Jika masyarakatnya sangat otoriter, maka pasti struktur
individual dapat mempengaruhi struktur super individual. Jadi, pendidikan
sangat berperanan karena merupakan bagian atau makna dalam keseluruhan
struktur.
Konsep
Ilmu Pendidikan
Selanjutnya menyangkut
aspek kultural, nilai, dan ciri manusia, berbagai nilai, dalam kaitannya dengan
perkembangan manusia, aspek nilai kenegaraan nilai yang terkandung dalam
kulturnya adalah kekuasaan dan ciri manusianya adalah manusia politik. Aspek
cultural ekonomi, nilainya adalah manfaat dan ciri manusianya adalah business.
Aspek masyarakat sebagai suatu kultur atau way of life, nilainya adalah sosial
dan cirri manusianya adalah sosial. Aspek ilmu pengetahuan, nilainya adalah
teori dan ciri manusianya ilmuan. Aspek seni, nilainya adalah estetika
sedangkan ciri manusianya adalah seniman, dan aspek agama, nilainya adalah
religi dan ciri manusianya religious. Jadi, seluruh kehidupan ini terbagai ke
dalam enam struktur yang berbeda-beda dan keenam nilai ini ada di dalam diri
setiap manusia. Tidak mutlak susunan nilai yang ada di dalam diri kita
mengikuti susunan yang digambarkan di atas. Tetapi, setiap kita memiliki
struktur yang berbeda-beda tergantung dari susunan masyarakatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar