Senin, Maret 11, 2013

Desain Pembelajaran Efektif



Semua kita tentu menyadari bahwa suatu pembelajaran yang tidak didesain secara sistematis tidak dapat memperoleh hasil yang maksimal. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada sejauh mana pembelajaran itu didesain atau direncanakan.  Namun, tidak semua kita berkesempatan untuk melakukannya mungkin karena banyaknya pekerjaan sampingan yang dilakukan selain menjalankan tugas sebagai guru atau dosen, mungkin juga tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk mendesain membelajaran secara sistematis, atau mungkin juga menganggap bahwa materi pembelajaran yang hendak diberikan kepada pembelajar sudah dapat dikuasai  sehingga merasa tidak perlu didesain atau direncanakan.
Anggapan-anggapan seperti itu telah berimbas pada kepercayaan diri sebagian pendidik atau pengajar untuk berani melaksanakan pembelajaran tanpa bermodalkan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, atau kontrak perkuliahan, bahkan sumber-sumber belajar yang memadai. Akibatnya, pembelajaran cenderung dilaksanakan dengan menggunakan metode langsung (direct method) berupa ceramah yang sering tidak terkontrol baik dalam kaitannya dengan penggunaan waktu maupun pemberian materi yang terkadang “ngawur” tanpa arah yang jelas.  
Lebih parah lagi, berdasarkan hasil observasi penulis menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan khususnya di perguruan tinggi cenderung menyerahkan kepada peserta didik untuk memberikan penyajian bahan pembelajaran, baik dilakukan secara kelompok maupun secara individu. Pendidik dalam hal ini, membuka perkuliahan dengan langsung mengadakan pembagian kelompok presentasi yang terbagi habis selama proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran semacam ini bukan hanya menciptakan kepasifan bagi para pendidik dalam menyediakan berbagai sumber belajar, melainkan dapat mengganjal terbentuknya tradisi membaca di kalangan pendidik itu sendiri. Konsekuensinya, pemahaman keliru terhadap konten pun tak terhindarkan.
Selain itu, pembelajaran cenderung berorientasi konten atau isi, tetapi mengabaikan tujuan, penyajian materi diberikan berdasarkan pengetahuan pendidik, bukan berlandaskan kebutuhan peserta didik, metode dan strategi pembelajaran monoton dan hanya berlangsung searah, bukan memaksimalkan berbagai sumber belajar untuk menjangkau masing-masing individu peserta didik, penggunaan media dan teknologi pembelajaran masih bersifat konvensional dan belum banyak mengintegrasikan secara maksimal media dan teknologi dalam pembelajaran, dan penilaian hanya berorientasi hasil, bukan proses. Empat level penilaian seperti dijelaskan oleh Kirkpatrick (2006) yang mencakup reaksi, pemahaman dalam belajar, prilaku, dan hasil belajar belum menjadi bagian yang integral dalam pelaksanaan pembelajaran. Buku ini menjawab tuntas tentang desain pembelajaran yang efektif.

1 komentar:

Muhammad Yaumi mengatakan...

That's a good idea