Jumat, Februari 22, 2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK



Efektivitas suatu pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh mana perencanaan yang dilakukan oleh tenaga pengajar. Perencanaan pembelajaran tidak hanya sekedar untuk melengkapi kebutuhan administrasi dan kurikulum, tetapi harus didesain dengan melibatkan komponen-komponen desain instruksional yang meliputi tujuan instruksional yang diawali dengan analisis instruksional, analisis peserta didik dan konteks, merumuskan sasaran kinerja, pengembangan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi, dan mengembangkan serta melakukan evaluasi formatif dan sumatif.
Namun, pengembangan bahan ajar yang dilakukan selama ini baru dalam batas pengadaan bahan cetak berupa hand out, ringkasan materi, dan materi penyajian dalam bentuk  Powerpoint. Bahan cetak lain seperti  buku dan modul masih sangat terbatas dihasilkan apalagi kalau bahan ajar berupa audio, visual, dan multi media yang mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pengembangan modul hanya sekedar mengumpulkan materi yang langsung diajarkan kepada peserta didik tanpa melakukan analisis kebutuhan dan berbagai proses yang sistemik dan sistematis. Proses penyusunan seperti ini tidak dapat menjangkau kebutuhan peserta didik yang sesungguhnya sehinga materi pembelajaran yang disampaikan cenderung tidak dapat menarik minat peserta didik. Begitu pula, pembelajaran yang hanya mengandalkan handout dan ringkasan materi memang dapat memberikan ringkasan pelajaran yang bisa disampaikan dalam waktu singkat dan dapat dipahami lebih cepat. Tetapi, akibatnya peserta didik hanya dapat memahami secara sederhana aplikasi pembelajaran yang bersifat dangkal. Sedangkan, secara konseptual, teori-teori, postulat, dan rumus-rumus yang membangun pemahaman secara mendalam tidak dapat dijabarkan dengan sistematis dan berkelanjutan.
Bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan teori desain instruksional memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Terdapat tiga alasan mengapa bahan ajar itu memiliki posisi sentral, yakni (1) merupakan representasi sajian tenaga pengajar, (2) sebagai sarana pencapaian tujuan pembelajaran, dan (3) pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik.[2] Pertama, bahan ajar sebagai representasi dari penjelasan tenaga pengajar di depan kelas. Keterangan-keterangan, uraian-uraian yang harus disampaikan, dan informasi yang harus disajikan tenaga pengajar dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, tenaga pengajar dapat mengurangi aktivitas untuk menjelaskan sehingga memiliki banyak waktu untuk membimbing pemelajar dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Kedua, bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan. Ketiga, bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap peserta didik. Peserta didik berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi dan berhubungan dengan informasi yang konsisten sehingga bagi peserta didik yang cepat belajar dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan mempelajari bahan ajar tersebut. Sebaliknya, bagi peserta didik yang lamban belajar dapat mempelajari bahan ajar secara berulang-ulang. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap peserta didik dapat terselenggara dengan baik melalui penggunaan bahan ajar.
Pengembangan adalah salah satu domain teknologi pembelajaran yang berfungsi sebagai proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Dalam melakukan kegiatan pengembangan, beberapa pertimbangan penting yang perlu dipahami mencakup (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran (standar kompetensi), (2) melakukan analisis pembelajaran, (3) menganalisis peserta didik dan konteks, (4) menulis tujuan instruksional khusus (kompetensi dasar), (5) mengembangkan instrument asesmen, (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan menyeleksi materi pembelajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, dan (10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.

Artikel Lengkap, Clik Database Artikel Dr. Muhammad Yaumi
 



Tidak ada komentar: